Rabu, 07 November 2012


BAB 4

KEWIRASWASTAAN dan PERUSAHAAN KECIL
1. Kewiraswastaan, Wiraswasta, Wiraswastawan
*)Pengertian:
1.     Kewiraswastaan adalah suatu profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh  dari suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktik.
2.     Wiraswasta adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil keuntungan (profit) darinya; serta mengambil tindakan yang tepat, untuk memastikan kesuksesan.
3.     Kewiraswastawan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang baik pada masyarakat, dengan selalu mencari pelanggan lebih banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Ciri-ciri wiraswastawan adalah sebagai berikut:
1.     Percaya diri
2.     Memiliki daya intuisi yang tajam
3.     Berorientasi pada tugas dan hasil
4.     Berani mengambil resiko
5.     Memiliki kemampuan memimpin
6.     Berorientasi pada masa depan
7.     Sikap tanggap kepada perubahan
8.     Kreatifitas yang tinggi
9.     Keorisinilan
Ciri-ciri seorang entrepreneur (Edvardson) adalah sebagai berikut:
1.     Internal locus of control (memiliki sikap/ketetapan hati)
2.     High energy level (bersemangat tinggi)
3.     High need for achievemant (motivasi berprestasi tinggi)
4.     Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan pendapat)
5.     Self confidence (percaya diri)
6.     Action oriented (berorientasi tindakan)
*) Unsur-unsur penting wiraswasta:
ú  Meningkatkan produktifitas
ú  Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan
ú  Menciptakan tekhnologi, produk baru
ú  Mendorong inovasi
ú  Membantu organisasi bisnis yang besar
2. Perusahaan Kecil dan Lingkungan Perusahaan
Cara memasuki usaha kecil adalah sebagai berikut:
1.     Melanjutkan bisnis keluarga (orang tua)
2.     Beberapa orang memilih bisnis yang sudah mapan
3.     Membeli perusahaan yang telah ada
4.     Memulai suatu usaha yang baru
Beberapa area ekonomi yang menjadi konsentrasi usaha kecil, yaitu :
1.     Manufaktur (Penyedia Bahan Baku)
Bisnis manufaktur meliputi bahan baku manjadi produk yang dibutuhkan oleh         masyarakat, oleh karena itu pemilik harus memahami produksi dan pemasaran     dan bagaimana bisnis-bisnis ini berfungsi saling melengkapi satu dengan yang     lainnya.
1.     Jasa (Service)
Jasa merupakan produk yang tidak dapat diraba secara fisik tidak dapat dimiliki            dan yang meliputi kinerja atau karya. Jasa merupakan sebuah pelayanan yang    pada konsepnya diharapkan dapat memberikan kepuasan kepda konsumen.
1.     Grosir (Partai Besar)
Grosir meliputi penjualan ke penjual yang lain, seperti pengecer.
1.     Pengecer (Retailer)
Pengecer merupakan pedagang yang menjual barang-barang kepada konsumen             akhir dalam partai kecil.
Usaha kecil yang memiliki beberapa keunggulan komparatif, yaitu :
1.     Usaha kecil beroperasi menebar diseluruh pelosok dengan berbagai ragam bidang usaha.
2.     Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap pada tingkat yang rendah.
3.     Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat karya yang disebabkan pengguna tekhnologi sederhana.
3. Perkembangan Franchising di Indonesia
Franchise adalah pengecer yang menerima berbgai manfaat atas investasinya pada bisnis franchising. Franchise dapat dimiliki oleh perorangan dengan cara membeli lisensi atas merkproduk tertentu. Dengan system pembayaran fee sejumlah tertentu (tetap atau variable) kepada pemilik merk.
Kelebihan franchising adalah citra merk yang sudah terkena, mempunyai pengendalian kualitas yang diawasi langsung oleh pemilik merk, mempunyai prosedur operasional dan ketrampilan manajemen yang standar, dan mempunyai daerah yang ekslusif (wilayah terbatas).
Konsep franchise pertama kali berkembang di Indonesia pada tahun 1970an, dengan berdirinya KFC, Swensen, dan Shakey Pisa yang kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven.
Pada tahun 1990,melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, politik yang stabil dan keamanan yang terjamin, para investor dari luar negeri mulai melirik Indonesia dan di sini, franchise asing mulai booming di pasar Indonesia .
Pada tahun 1992, di Indonesiat terdapat 29 franchise yang berasal dari luar negeri dan 6 franchise lokal, dan secara keseluruhan, di Indonesia tersebar sekitar 300 outlet. Pada tahun 1997, jumlah franchisor meningkat hingga 265 franchise, di mana terdapat 235 franchise internasional dan 30 franchise lokal. Dan jumlah keseluruhan outlet adalah 2000. Pada tahun 1997, terjadi krisis moneter di Indonesia. Pada saat ini, diikuti oleh krisis ekonomi dan politik di Indonesia pada tahun 1998 yang mengakibatkan jatuhnya industri franchise di Indonesia. Banyak franchisor asing yang meninggalkan Indonesia dan hampir sekitar 500 outlet yang tutup oleh karena kondisi yang tidak mendukung ini.
Pada saat itu, jumlah franchise dari luar negeri yang beroperasi di Indonesia menurun dari 230 hingga 170-180 franchise. Tetapi justru pada saat ini, franchise lokal mulai memadati pasar franchise Indonesia dari 30 meningkat hingga 85 merek produk yang berkembang.
Evolusi perkembangan jumlah franchise di Indonesia terlihat di tabel berikut:
Tahun
1992
1995
1996
1997
2000
2001
2005
2006
Asing
29
117
210
235
222
230
237
220
Lokal
6
15
20
30
39
42
129
230
Total
35
210
230
165
261
272
366
450
*Sumber : Direktori Franchise Indonesia Edisi 3, 2007
Hingga saat ini, franchise lokal berkembang hingga 360 merek produk, di mana terdapat 9000 outlet, baik sebagai franchisee ataupun company owned.
Menurut Sugiyanto Wibawa, konsultan retail marketing, terdapat 2 faktor yang mendorong para investor dalam berinvestasi di dunia franchising. Pertama, jumlah mall dan retail space yang meningkat dari 75.900m² menjadi 1.78 juta m² di tahun 2004 (sumber: Sugiyana Wibawa, Bisnis Indonesia, Senin, 27 Des 2004) dan 2.82 juta m² di tahun 2006 (sumber : PT Procon Indah, Bisnis Indonesia, Senin 27 Des 2004). Agen properti mempromosikan space di mall sebagai salah satu investasi yang menguntungkan.
Faktor ke-2, bunga deposito yang perlahan lahan menurun. Hal ini mendorong para investor untuk melihat kesempatan investasi lainnya yang lebih prospektif dan menguntungkan serta dengan resiko yang lebih kecil.
4. Ciri-ciri Perusahaan Kecil
Ciri-ciri perusahaan kecil adalah sebagai berikut:
1.     Manajemen berdiri sendiri
2.     Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil
3.     Daerah operasinya local
4.     Ukuran dalam keseluruhan relative kecil
Perusahaan kecil dapat terus berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan:
-          Perusahaan kecil banyak menyerap sumber daya manusia.
-          Dalam jangka pendek, perusahaan kecil dapat mengatasi pembagian pendapatan yang belum merata dan mengatasi pengangguran.
-          Dapat mempertinggi kemampuan produktif sumber daya manusia.
-          Dalam jangka panjang dapat meningkatkan perubahan struktur ekonomi pada suatu daerah.
Kegagalan pada perusahaan kecil pada umunya disebabkan oleh kegagalan mnajemen yang ditandai dengan:
-          Ketidakmampuan pimpinan dalam mengelolah dan mengarahkan sumber daya manusia yang ada.
-          Sulit mengembangkan usaha, dikarenakan kesulitan memperoleh modal jangka panjang dengan syarat yang lunak.
-          Kurang tepat dalam memilih media promosi.
-          Ketidakmampuan dalam menagih piutang.
5. Perbedaan Antara Kewiraswastaan dan Bisnis Kecil
Karakteristik PERUSAHAAN KECIL adalah sebagai berikut: :
1.     Umumnya dikelola pemilik
2.     Struktur organisasi sederhana
3.     Pemilik mengenal karyawan
4.     Presentase kegagalan perusahaan tinggi
5.     Kekurangan manajer yang ahli
6.     Modal jangka panjang sulit diperoleh


Karakteristik PERUSAHAAN BESAR adalah sebagai berikut:
1.     Dikelola bukan oleh pemilik
2.     Struktur organisasi kompleks
3.     Pemilik hanya mengenal sedikit karyawan
4.     Presentase kegagalan rendah
5.     Banyak ahli manajemen
6.     Modal jangka panjang relatif mudah didapatkan
REFERENSI
http://moebsmart.co.cc
Anoraga, Pandji. Pengantar Bisnis.
Widyatmini.1996. Seri Diktat Kuliah Pengantar Bisnis. Jakarta: Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar